Halo hai Kawanii, terkadang ada sedikit rasa nyesel karena
dulu sempet “menolak” waktu diajak ikut umroh sama Ibu. Tentu bukan tanpa alasan
kenapa waktu itu nolak. Pertama, aku ngga tega ninggalin almarhum Bapak
sendirian banget di rumah. Kedua, pengennya pergi umroh nanti aja pakai uang
sendiri. Ketiga dan paling penting, waktu itu merasa belum cukup baik buat jadi
tamu Allah di tanah suci. Pun mungkin memang sebetulnya hal paling mendasar itu
karena ya belum niat aja.
Seperti yang sering orang-orang bilang “Innamal a’maalu binniyah” Sesungguhnya amal itu tergantung dengan
niatnya. Jadi niat itu memang jadi salah satu hal penting, macam jadi pondasi
awal gitu lah kalua diibaratkan bangun rumah mah. Nah, sayangnya niat yang hadir
berbarengan dengan rasa ragu yang juga ikut hadir. Sempet terlintas dipikiran “Beneran
bakal bisa ngga ya suatu saat nanti pergi umroh atau bahkan naik haji sama Ibu?”
Masalahnya, dulu waktu Bapak masih ada sih aku merasa ngga
terlalu kesulitan buat nabung karena semua kebutuhan masih ditanggung Bapak.
Sekarang udah lain cerita, dan jujur aja aku pesimis akan bisa nabung uang
dengan nominal yang ngga sedikit itu. Berbekal pengalaman Ibu pergi umroh dulu,
aku jadi bisa memperkirakan biaya yang kira-kira dibutuhkan buat pergi umroh
berdua sama Ibu. Buat daftarnya aja kira-kira akan butuh sekitar Rp. 50juta
berdua. Belum biaya untuk persiapan keberangkatan, juga uang saku selama di
sana. Agak bikin sakit kepala memang kalau mikirin uangnya duluan, hehe.
Tapi, aku sih yakin, selama ada kemauan pasti ada jalan! Rezeki
Allah itu kan luas, insyaAllah pasti ada jalannya kalau aku sungguh-sungguh
berdoa dan berusaha. Usahanya apa aja? Salah duanya dengan cara bekerja lebih giat
dan menabung lebih banyak lagi!
Nah, rupanya niat dan usaha aja belum cukup
buat bikin nyata keinginan naik haji atau umroh sama Ibu. Beruntungnya, hari
Selasa (21/05) lalu, aku dapat kesempatan buat hadir di acara Blogger Gathering
bertajuk “Millennial Mampu Berhaji dan Umroh dengan Perencanaan Keuangan yang
Baik sejak Dini” bareng NARADA
Asset Management dan Angkat Koper
Tour and Travel.
Bertempat di Kantorkuu Coworking Space – Jakarta, aku antusias
banget nyimak talkshow sore itu yang dimulai dengan penjelasan lebih jauh soal
haji dan umroh langsung dari Manager Angkat Koper, yaitu Mas Muhammad Dzulfahmi.
Dari penjelasan beliau aku baru tau kalau ternyata paket perjalanan haji itu
ada 3, pertama yang KBIH atau haji regular, kedua yang ONH plus, ketiga
Furodhah. Selama ini yang umum kita tau haji cuma ada 2 jenis ya, yang regular
atau ONH Plus.
Untuk perbedaaannya sendiri, dari ketiganya tentu haji regular yang biayanya paling sedikit,
dikisaran Rp. 45juta Tapi kita butuh uang minimal Rp. 25juta dulu untuk daftar
haji dan dapat nomor porsi antrian. Dan antrinya ini bisa sampai berpuluh-puluh
tahun sesuai kuota per daerah. Waktu Alm Bapak aja sempet daftar haji di tahun
2016, dapat jadwal keberangkatannya di 2033, masa tunggu sekitar 17 tahun. Makanya, aku pengin banget nih kalau ada rezekinya daftar dari sekarang-sekarang,
huhu.
Buat ONH
Plus, biayanya yang dibutuhkan sekitar Rp. 150juta dengan masa tunggu
keberangkatan 6 – 9 tahun. Yang paling ajib sih, yang Furodhah biayanya sekitar Rp. 270juta dengan waktu tunggu 1 tahun
aja (Btw, kuingin yang ini ajalah kalau
ada yang mbayarin, hehe -.-v)
Lamanya waktu tunggu,
juga tingginya biaya yang dibutuhkan kalau ngga mau nunggu lama buat naik haji
membuat banyak orang memilih opsi untuk pergi umroh lebih dulu. Selain
membutuhkan biaya yang tidak sebanyak biaya untuk naik haji, pergi umroh juga ngga
dibatas waktu alias ya bisa kapan aja. Buat yang udah kangeeen banget pengin ke
tanah suci, tentu umroh jadi pilihan tepat sambil menunggu waktu untuk berhaji.
Untuk paket umroh yang tersedia di Angkat Koper sendiri
paling rendah di angka 23,5juta. Tapi selain biaya utama, penting juga untuk menyiapkan
biaya tak terduga, seperti kenaikan kurs dollar juga kenaikan harga akomodasi
saat pendaftaran. Juga biaya yang dibutuhkan saat dalam perjalanan nanti
seperti pulsa telpon dan kelebihan bagasi. Menurut Mas Fahmi, komponen biaya yang
tidak terlihat ini justru kadang lebih besar daripada pembiayaan untuk
kebutuhan utama ketika ibadah itu sendiri. Makanya perlu diperhitungkan dengan
detail.
Tahu berapa biaya yang dibutuhkan untuk haji maupun umroh
jadi salah satu poin penting untuk mempersiapkan haji dan umroh. Seperti yang
aku bilang di atas, niat dan usaha aja belum cukup buat bikin naik haji dan
umroh ngga cuma jadi sebatas mimpi. Seperti yang disampaikan Mbak Anie
Puspitasari, Chief Marketing Officer Narada Asset Management, untuk pergi haji
dan umroh setidaknya kita butuh perencanaan keuangan yang baik, dan hal itu
bisa dimulai dengan mengetahui kemampuan finansial masing-masing dan menentukan
TUJUAN yang akan dicapai.
Dalam hal ini, Mbak Anie membagikan resep ideal pengelolaan
keuangan dengan pembagian pendapatan 40, 30, 20, 10. Dengan rincian, 40% untuk konsumsi
Rumah Tangga, 30% untuk cicilan/hutang, 20% untuk Tabungan/investasi/asuransi,
dan 10% lagi untuk social. Kalau melihat hitungan ini sih, seharusnya sih tabungan
20% itu sangat bisa aku usahakan karena Alhamdulillahnya aku ngga ada cicilan
ataupun hutang. Dan tentu, trik untuk nabung di awal masih jadi andalan buat
bisa sukses menabung.
Di sesi ini, Mbak Anie sempat menjelaskan lebih jauh soal
investasi. Jujur aku belakangan ini memang lagi tertarik belajar investasi,
walau belum kepikiran kalau ternyata investasi ini tuh bisa juga ya dibuat
untuk biaya haji dan umroh. Kenapa kok yang melekat di pikiran aku investasi
itu soal dana masa depan aja ya? Hehe. Padahal ya dana investasi bisa buat apa
ajalah, salah satunya bisa buat haji dan umroh.
Jujur sih, aku masih butuh nyari tahu lebih banyak penjelasan
soal investasi karena kemarin kaya baru nangkep sedikit aja penjelasan soal
investasi. Tapi, pas kemarin lihat simulasi perbedaan nabung dan investasi, fokus
aku justru ke nominal uang yang harus ditabung perbulan untuk bisa pergi umroh
dalam waktu 3 tahun menabung. Di angka Rp. 600rb aja per bulan. InsyaAllah
kayanya bisa deh kalau segitu. Tapi itu biaya 1 orang ya, 2 orang tinggal
dikali 2 aja. Hehe
Setelah ini aku akan menggali lebih banyak tentang investasi sambil coba-coba buat memulai investasi, learning by doing-lah. Apalagi saat ini Narada baru aja mengeluarkan produk reksadana terbaru, yaitu Reksadana Syariah "Narada Saham Berkah Syariah" yang diluncurkan dengan harga perdana NAB hanya Rp. 1000 saja. Dengan minimal dana investasi sebesar Rp. 100.000 saja. Kalau kaya gini sih #InvestasiBukanPunyaOrangKayaSaja #InvestasiPunyaSemuaOrang tuh benar adanya ya, bukan sekadar hashtag belaka.
Jadi, kesimpulannya, untuk bisa pergi haji dan umroh
dibutuhkan beberapa persiapan yang diantaranya adalah;
- Mantapkan NIAT
- Setelah niat, TETAPKAN TARGET berangkat ibadah
- Rajin riset cari-cari informasi biaya haji atau umroh dari beberapa biro perjalanan
- Mulai hidup lebih hemat biar nabungnya bisa lebih banyak
- Mulai belajar soal investasi biar tabungannya bisa lebih dmaksimalkan
- Kalau dirasa perlu, mulai buat cari uang tambahan
Yeaay! Semoga habis ini bisa bikin perencanaan lebih matang buat
cita-cita dan mimpi yang satu ini. Kawanii, minta doanya banyak-banyaaak yaaa
biar aku sama Ibu bisa pergi umroh berdua, syukur-syukur bisa ajak ibu naik haji
juga. Aamiin aamiin aamiin yaaaAllah ^_^
Asik asiiik kalo ada skema semacam ini rasanya makin mudaaah cuss ke Baitullah!
ReplyDelete--bukanbocahbiasa(dot)com--